SULUK DI SURAU SULUK " ONGKU PANJANG " DESA KOTO RANAH

Foto depan surau suluk Ongku Panjang

 SULUK DI SURAU ONGKU PANJANG DESA KOTO RANAH


SEKILAS TENTANG SURAU SULUK “ ONGKU PANJANG”

        Pada Bulan Ramadhan setiap tahunnya, seluruh surau suluk akan mengadakan kegiatan khalwat di kabupaten Rokan Hulu. Begitu pula dengan Surau Suluk Ongku Panjang Desa Koto Ranah. Surau suluk ini didirikan oleh Ongku panjang sehingga penulis menyebutnya dengan Surau Suluk “ Ongku Panjang ”. Ongku Panjang merupakan sahabat Syeh Aidarus Ghani yang merupakan putra dari Syeh Abdul Ghani Alkholidi yang menyebarkan Tarikat Naqsyabandiyyah di daerah Rokan Kiri. Mereka berdua adalah sahabat sekaligus teman seperguruan, dimana sama sama berbaiat tarikat dengan Syeh Abdul Ghani Alkholidi di Batu Bersurat.

        Setelah menimba cukup ilmu kepada Syeh Abdul Ghani Alkholidi, Ongku Panjang pulang ke kampung halamannya di Desa Koto Ranah Kecamatan Kabun dan mendirikan surau suluk disana. Setelah meninggal dunia sejak tahun 1993, pengelolaan surau suluk tersebut dilanjutkan oleh anaknya yaitu Abuya H. Mawardi dimana sejak dirikan, surau suluk Ongku Panjang selalu menjadi tempat khalwat/iktikaf/suluk bagi masyarakat desa Koto Ranah pada setiap bulan Ramadhan, dan pada bulan Ramadhan 1443 H, surau suluk Ongku Panjang mampu menampung mencapai 45 jamaah.

Foto Ongku Panjang

        Ada yang berbeda pada suluk di surau suluk “ Ongku Panjang “, bulan Ramdhan tahun 1443 H ini, dimana biasanya yang melakukan kegiatan suluk disana hanyalah orang desa tempatan dari desa Koto Ranah atau kerabat dari orang desa tempatan yang merantau keluar daerah. Namun pada bulan Ramadhan tahun 1441 H, surau suluk Ongku Panjang menerima tamu suluk dari jamaah Basyairul Khoirot Ujungbatu.

 

JAMA’AH BASYAIRUL KHAIROT UJUNGBATU

        Jamaah Basyairul Khoirot Ujungbatu adalah kumpulan orang yang mencintai dunia tasawuf dan berbaiat kepada tarikat Naqsyabandiyyah melalui silsilah mursyid Abuya H. Mawardi dari desa Koto Ranah. Jamaah ini di bentuk oleh menantu Abuya H. Mawardi yang bernama KH.Nurrohman, LC, M.PdI. jamaah ini di isi oleh orang orang dari berbagai suku, mulai dari suku jawa, melayu, minang dan bahkan ada juga dari suku tapanuli dan sunda. Walaupun berbeda suku tetapi seluruh anggota jamaah memiliki satu tujuan mencari ridho Allah melalui jalan ber tarikat Naqsyabandiyyah.

        Setiap malam minggu seluruh jamaah akan mengadakan majelis ilmu dengan mempelajari berbagai kitab kuning standar pesantren lewat bimbingan KH. Nurrohman LC, M.PdI yang merupakan tamatan Universitas Al Azhar, Kairo Mesir. Dan pada setiap petang senin malam selasa akan diadakan kegiatan tawajjuh dengan dibimbing oleh Abuya H. Mawardi secara langsung, atau jika berhalangan diwakili oleh menantunya KH. Nurrohman, LC. M.PdI di surau Darul Amtsal.

        Surau Darul Amtsal ini, terletak tepat bersebelahan dengan rumah KH. Nurrohman LC, MpdI yang berada di Pematang Puti Ujungbatu Timur, sehingga memudahkan beliau dalam memberikan bimbingan kepada jamaah Basyairul Khoirot, baik kajian kitab kuning ataupun yang lainnya.

Hampir seluruh jamaah sudah baiat tarikat Naqsyabandiyyah dengan Abuya H. Mawardi, namun belum pernah menambah kaji tarikat karena belum pernah suluk.

        Untuk di ketahui, kaji tarikat lazimnya hanya akan di tingkatkan bagi jamaahnya jika mengikuti kegiatan suluk. Setiap sepuluh hari suluk, maka jamaah yang sudah khatam kaji tarikat sebelumnya akan mendapatkan tambahan satu tingkatan kaji suluk. Sedangkan rata-rata jamaah Basyairul Khoirot belum ada yang pernah suluh sehingga kaji tarikat Naqsyabandiyyah mereka hanya sebatas baiat awal yaitu zikir ismu zat.

 

RENCANA SULUK

        Pada Ramadhan 1443 H bertepatan dengan tahun 2022 M, merupakan tahun ke tiga bagi jamaah Basyairul Khoirot sejak didirikan. Dari seluruh jamaah Basyairul Khoirot ada sepuluh orang yang mendaftar untuk ikut suluk pada tahun ini, namun karena berhalangan akhirnya hanya delapan orang yang memiliki waktu dan kesempatan untuk ikut suluk.  Sebenarnya ada dua alternatif target surau suluk ketika itu yang bisa menjadi tujuan tempat khalwat/suluk, yaitu surau suluk di Pesantren Darussalam Kabun yang di asuh oleh Syeh Alaidin Atthory Aidarus (Paman dari KH. Nurrohman LC, MpdI) atau Surau suluk Ongku Panjang. Namun dengan berbagai pertimbangan akhirnya diputuskan jamaah Basyairul Khoirot akan bersuluk di surau suluk Ongku Panjang desa Koto Ranah.

        Keinginan suluk delapan orang jamaah Basyairul Khoirot Ujungbatu disambut gembira oleh anggota jamaah lainnya yang belum berkesempatan untuk ikut suluk. Dukungan dan motivasi diberikan kepada anggota yang akan berangkat suluk, bahkan ada beberapa anggota jamaah Basyairul Khoirot yang berhalangan ikut suluk bersedia untuk mengantar ke desa Koto Ranah, terutama KH. Nurrohman LC M.PdI selaku pengasuh yang paling tampak dukungannya. Beliau bersedia mengantar dan menjemput jamaah ketika sudah selesai megikuti acara suluk.

        Ada beberapa pilihan yang ditawarkan kepada jamaah yang mau suluk terkait jumlah hari yang dipilih untuk mengikuti suluk, yaitu sepuluh hari, dua puluh hari dan tiga puluh hari. Setelah disepakati bersama jatuh lah pilihan pada suluk sepuluh hari, dengan petimbangan karena masih baru dan sebagai pemula.   

        Pada hari Sabtu, 22 April 2022 peserta suluk dari jamaah Basyairul Khoirot Ujungbatu berangkat menuju desa Koto Ranah dengan diantar langsung oleh pembimbingnya KH. Nurrohman LC. MpdI. Dengan menaiki dua minibus dan sebuah Pick up sebagai tempat barang, mereka berangkat menuju surau Suluk di Desa Koto Ranah.  Dari Kota Ujungbatu ke Kota Kabun yang berjarak 50 KM membutuhkan waktu perjalanan lebih dari satu jam, kemudian setelah melewati pasar kabun masuk ke simpang desa Koto Ranah melewati jalan aspal yang sudah pecah pecah, dan sebagian lagi jalan tanah berbatu batu lebih kurang sejauh 5 kilometer.

Selama perjalanan pemandangan disuguhkan dengan banyaknya kebun sawit dan hanya ada satu dua rumah yang tampak terlihat di pinggir jalan. Semakin jauh berjalan, kenderaan mulai memasuki tanjakan dan turunan tajam dengan lebar jalan yang semakin menyempit. Kemudian barulah kenderaan mencapai desa Koto Ranah setelah hampir 20 menit melewati turunan dan tanjakan serta tikungan tajam dengan jurang dikiri kanan jalan.

Itulah Desa Koto Ranah, yang letaknya jauh terisolasi dari perkampungan lainnya akibat akses jalan yang kurang mendukung. Namun perjalanan belum berakhir, kenderaan selanjutnya melewati jalan poros desa , lalu kenderaan  memasuki gang sempit yang sudah dicor beton dan hanya cukup dilewati satu kenderaan dan tidak bisa berselisih. Setelah melewati dua tikungan barulah akhirnya kenderaan mencapai tujuan yaitu Surau Suluk “ Ongku Panjang “ Desa Koto Ranah.

 

KEGIATAN SULUK

         

Foto saat istirahat dalam surau suluk

 

Setelah sampai tujuan jamaah Basyairul Khoirot Ujungbatu langsung disambut dengan senyuman bahagia oleh Abuya H. Mawardi selaku pembimbing ataupun mursyid tarikat Naqsyabandiyyah di surau suluk tersebut, hadir juga disana beberapa khalipah Naqsyabandiyyah lainnya dan beberapa masyarakat tempatan yang juga ikut mengikuti kegiatan suluk. Setelah shalat Ashar, rombongan dari Ujungbatu bercengkrama sebentar dengan Abuya H Mawardi dan beberapa orang tempatan yang ada di surau suluk. Selanjutnya menjelang maghrib kenderaan beserta rombongan yang ikut mengantar jamaah kembali ke Ujungbatu meninggalkan jamaah Basyairul Khoirot yang ikut suluk.

        Sebelum mengikuti kegiatan suluk, jamaah dari Ujungbatu diminta untuk melakukan mandi tobat mohon ampunan kepada Allah dari seluruh dosa dan berniat mengikuti khalwat atau suluk. Abuya H Mawardi dan beberapa jamaah yang sudah senior, juga menyampaikan beberapa amalan dan pantangan yang harus dijaga dan dipatuhi oleh seluruh jamaah suluk kepada jamaah dari Ujungbatu.

Beberapa amalan yang harus di lakukan  dan pantangan yang harus dijaga oleh jamaah secara umum selama suluk adalah:

1.   Mandi tobat sebelum kholwat.

2.   Menjaga wuduk tidak terputus

3.   Tidak memakan daging

4.   Senantisa menutup kepala dengan sorban, untuk menjaga pandangan dari dosa, sehingga lupa berzikir kepada Allah.

5.   Melazimkan zikir tarikat Naqsyabandiyyah sesuai ketentuan dalam sehari semalam, dan setiap berzikir memakai kafiat zikir yang telah diajarkan sebelumnya.

6.   Menjaga sholat wajib dan puasa ramadhan

7.   Melazimkan amalan sholat sunat lainnya yang bisa dikerjakan.

Selama kegiatan suluk, seluruh aktivitas jamaah di isi dengan ibadah.

Berikut jenis ibadah minimal yang secara otomatis dan ter program yang dilakukan jamaah suluk selama 24 jam sehari semalam di surau Suluk “ Ongku Panjang” Desa Koto Ranah:

1.   Menjelang maghrib melakukan mandi tobat dan memasang niat khalwat yang dilakukan sekali sebelum mulai kegiatan suluk.

2.   Sholat maghrib berjamaah 3 rakaat jam 18.30 – 18.45 WIB

3.   Sholat ba’diyah 2 rakaat jam 18.45

4.   Sholat qobliyah 2 rakaat jam 19.30 WIB

5.   Sholat Isya Berjamaah 4 Rakaat jam 19.30 – 19.45 WIB

6.   Sholat ba’diyah 2 rakaat jam 19.45 WIB

7.   Tahlil berjamaah ditutup doa jam 19.50 – 20.00 WIB

8.   Sholat Tarawih dan witir 23 rakaat jam 20.00 – 21.00 WIB

9.   Tawajjuh jam 21.00 – 22.00 WIB.

10.                Jika tidak ada ceramah dari mursyid bisa istirahat sebentar sambil ngopi, selanjutnya berzikir jam 22.30 – jam 23.00 WIB

11.                Tidur atau istrirahat jam 23.00 – 01.00 WIB

12.                Bersiap untuk ibadah malam dan lanjut sholat wudu 2 rakaat, Sholat tobat 2 rakaat, sholat hajat 2 rakaat, sholat witir 3 rakaat jam 01.20 – 02.00 WIB

13.                Tawajjuh malam jam 02.00 – 03.00 WIB

14.                Istirahat ngopi, sambil menunggu bekal makan sahur jam 03.00 -03.30 WIB

15.                Makan sahur jam 03.30 – 04.00 WIB

16.                Melanjutkan zikir jam 04.00 – 05.00 WIB

17.                Sholat qobliyah 2 rakaat jam 05.00 WIB

18.                Sholat Subuh berjamaah jam 05.05 – 05.15 WIB

19.                Tahlil berjamaah jam 05.15 – 05.45 WIB

20.                Istirahat atau bisa juga kembali berzikir bagi yang mau jam 5.45 – 6.15 WIB

21.                Istirahat atau mandi jam 6.30 – 08.00 WIB

22.                Sholat dhuha 4 rakaat jam 08.00 WIB

23.                Zikir jam 8.30 – jam 9.30 WIB

24.                Tidur atau istirahat jam 9.30 – 11.00 WIB

25.                Bersiap sholat zuhur 4 rakaat jam 11.00 WIB

26.                Zikir jam 11.00 –jam 12.00 WIB

27.                Istirahat sambil menunggu waktu zuhur

28.                Sholat qobliyah 2 rakaat jam 12.20 WIB

29.                Sholat Zuhur berjamaah jam 12.20 - 12.50 WIB

30.                Sholat ba’diyah 2 rakaat

31.                Tawajjuh jam 13.00-14.00 WIB

32.                Zikir jam 14.00 – 15.00 WIB

33.                Istirahat/ tidur siang jam 15.00 – 15.30 WIB

34.                Bersiap sholat ashar

35.                Sholat Qobliyah 2 rakaat jam 15.45 WIB

36.                Sholat ashar berjamaah 4 rakaat jam 15.50 – 16.10 WIB

37.                Zikir jam 16.10 – 17.00 WIB

38.                Mandi dan bersiap menunggu waktu berbuka jam 17.00 – 18.00 WIB

39.                Zikir jam 18.00-18.30 WIB

40.                Berbuka jam 18.30 WIB dikuti dengan Sholat Maghrib berjamaah dan selanjutnya begitu setiap harinya secara terus menerus tanpa terputus wudhuk, sehingga hampir seluruh aktivitas di isi dengan beribadah kepada Allah SWT.

 

KESAN KETIKA SULUK

        Selama mengkuti kegiatan suluk ada banyak kisah yang menjadi kenangan. Ada jamaah dari Ujungbatu yang mengisahkan bahwa pada hari pertama suluk, terasa jiwanya mulai memberontak ingin bebas dan merasa ingin membatalkan suluk, serta kembali ke Ujungbatu. Hidup yang biasanya bebas tiba-tiba di kekang dengan aturan ketat dan rutinitas ibadah yang menjemukan, namun pada hari kedua seperti mendapatkan hidayah, jiwanya mulai menikmati dan bisa tenang serta merasa  nyaman dengan semua ritual ibadah yang dilakukan. Walaupun terkekang dalam kelambu yang logikanya pasti panas apalagi kondisi berpuasa, namun dia tidak merasakan kepanasan walaupun badan mengucurkan keringat.

        Ada juga yang menceritakan tak sengaja melanggar pantangan dengan meminum cendol campur susu kental manis, pemberian salah satu masyarakat tempatan ketika buka puasa, pada malam harinya, dia tidak bisa khusuk dalam berzikir, tidak bisa tidur lelap, dan seluruh badan terasa sakit. Setelah mandi tobat pada pagi harinya, barulah dia kembali mendapatkan kenyamanan.

        Ada juga yang bercerita takjub dengan surau suluk tersebut, seperti nyamuk yang tidak ada di jumpai satupun, ada juga yang merasa heran dengan kekuatan dirinya yang mampu tetap segar bugar walaupun tidur yang hanya dua jam dalam semalam. Fisiknya katanya tidak pernah kelelahan walaupun kayaknya kurang istirahat, jika dibandingkan dengan kehidupan diluar suluk. Banyak keajaiban yang diceritakan jamaah yang suluk.

        Semua jamaah memiliki kesan yan berbeda beda, setelah mengikuti suluk, tapi semua tampak bahagia dan ingin mengulang kembali mengikuti suluk di Surau Suluk Ongku Panjang Koto Ranah. Mereka bisa mendapatkan ketenangan jiwa jika mengikuti suluk, apalagi ditambah dengan adanya dukungan dan sambutan penduduk tempatan yang ramah. Setiap harinya, ada saja yang mengantar makanan untuk menu berbuka ataupun sahur, bahkan jauh lebih lengkap daripada dirumah mereka masing-masing.

Demikianlah sekelumit kisah yang didapat dari jamaah Basyairul Khoirot Ujungbatu yang mengikuti suluk di Surau Suluk “Ongku Panjang” Desa Koto Ranah. Tulisan ini diharapkan bisa menjadi tambahan perbendaharaan khasanah literasi tentang suluk di negeri seribu suluk.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

POTONG EKOR IKAN JUARO MENGELUARKAN BAU KOTORAN MANUSIA

SIHIR ILMU TINGGAM IKAN PARI SUNGAI ROKAN

DAUN BAKUNG BISA UNTUK OBAT DAN MASAKAN

ASAL MUASAL UJUNGBATU ROKAN

MANCING IKAN PATIN SUNGAI ROKAN UMPAN BAKWAN

Makanan Tradisional Rokan Tumis Pucuk Seminyak