Postingan

Menampilkan postingan dengan label sejarah dan asal muasal

ENAM ABAD USIA KOTA UJUNGBATU

Gambar
  ENAM ABAD USIA KOTA UJUNGBATU Kota kota di Indonesia memiliki pola yang sama di awal pembentukannya. Sebagai negara yang di isi oleh masyarakat rumpun bangsa Melayu dengan ciri pola perladangan berpindah sejak tempo dulu, maka ketika membuka areal peladangan dilakukan secara berkelompok. Di Kabupaten Rokan Hulu,  Kumpulan areal ladang yang terdiri dari beberapa kelompok keluarga tersebut di kenal dengan istilah Banja. Dalam sebuah Banja bisa mencapai 15 - 60 buah tapak ladang. Rumah para pemilik ladang dibuat berdekatan dan berhadap-hadapan, sehingga ketika musim beladang tiba, suasana dalam Banja sudah mirip dengan sebuah kampung. Dalam setiap Banja kadang juga ditunjuk ketua, hulubalang, dan orang alim, sehingga memiliki struktur organisasi sosial mirip sebuah desa. Banja-banja yang dibuat awalnya sebagai tapak peladangan musiman, akhirnya berubah menjadi tempat bermukim, dan lama kelamaan menjelma menjadi sebuah perkampungan seperti yang terjadi pada cikal bakal Kota Ujungbatu.

SEJARAH DAN ASAL MUASAL PENETAPAN BATAS KECAMATAN UJUNGBATU

Gambar
  SEJARAH DAN ASAL MUASAL PENETAPAN BATAS KECAMATAN UJUNGBATU Pemberlakuan UU 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah dan UU 6/2014 tentang Desa adalah kran yang diberikan oleh Pemerintah Pusat kepada daerah untuk mengelola daerahnya secara otonom. Perencanaan pembangunan disegala bidang akan lebih tepat sasaran sesuai kebutuhan karena lingkup administrasi pengelolaan diperkecil sehingga sudut pandang mampu menjangkau seluruh ruang lingkup kawasan yang akan di kelola. Untuk itu batas daerah menjadi sangat penting untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang optimal sehingga ada kejelasan ruang lingkup kawasan yang akan menjadi target dari pembangunan disegala bidang. Mengutip pendapat Stephen B Jones, ia mengatakan,konsep dasar penetapan dan penegasan batas wilayah dibagi menjadi empat, yakni alokasi, delimitasi, demarkasi, dan administrasi. Alokasi ialah, keputusan politik sebuah daerah atau wilayah berbatasan dengan daerah lain. Misalnya, perbatasan daerah sebelah utara, timur, se

ASAL MUASAL NAMA PEMATANG PUTI

Gambar
 ASAL MUASAL NAMA PEMATANG PUTI Pematang Puti adalah salah satu wilayah dataran yang tinggi yang secara administratif masuk kedalam desa Ujungbatu Timur Kecamatan Ujungbatu. Pematang ini terletak di atas tanjakan jalan raya sekitar  SPBU yang berada di desa Ujungbatu Timur.  Secara  etimologi kata Pematang Puti berasal dari penyebutan nama tempat pada zaman dahulu yang masih dilestarikan di desa Ujungbatu Timur sampai Sekarang. Pematang Puti  terdiri dari dua suku kata yaitu kata "Pematang" dan kata "Puti". Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) salah satu arti kata pematang adalah jalan kecil yang agak ditinggikan (di sawah, di tempat yang berawa rawa, dan sebagainya). Sedangkan arti kata Puti di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah panggilan kepada wanita atau perempuan keturunan raja-raja. Arti lainnya dari puti adalah putri. Dikisahkan turun temurun ketika wilayah Ujungbatu masih merupakan rawa rawa yang dikenal dengan " Danau Seseak Jalo ",

ASAL MUASAL NAMA STADION MUHAMMAD DJAMIN UJUNGBATU

Gambar
  Tampak depan stadion ASAL MUASAL NAMA STADION MUHAMMAD DJAMIN UJUNGBATU Stadion Muhammad Djamin adalah bangunan untuk sarana dan prasarana olahraga sepak bola yang terdapat di kota Ujungbatu Kecamatan Ujungbatu Kabupaten Rokan Hulu Propinsi Riau. Stadiun ini terletak di Jalan Manggis RT 002 RW 010 RK Harapan Kelurahan Ujungbatu. Didalam stadion Muhammad Djamin terdapat dua buah tribun terbuka yang bisa digunakan sebagai tempat duduk untuk menonton pertandingan yang diadakan. Dua buah tribun tersebut memiliki kapasitas mencapai 1000 orang penonton. Stadiun Muhammad Djamin di bangun pada tahun 2006. Berdirinya stadiun ini dilatarbelakangi oleh daya tampung penonton Lapangan Ampera Ujungbatu yang tidak memadai jika diadakan sebuah turnament disana. Lapangan Ampera saat itu merupakan satu satunya lapangan sepakbola pilihan sebagai tempat turnamen sepakbola di Kota Ujungbatu. Lapangan Ampera ini berada di pinggir jalan lintas serta berada di lingkungan pasar yang padat dengan bangunan

SILSILAH RAJA ROKAN IV KOTO

Gambar
  SILSILAH RAJA ROKAN IV KOTO Kerajaan Rokan IV Koto yang terletak di bagian hulu sungai Rokan berdiri pada tahun 1340 M. Berikut catatan silsilah raja yang memerintah di Kerajaan Rokan IV Koto : 1. Sultan Seri Alam tahun 1340 - 1381 M 2. Tengku Raja Rokan tahun 1381 - 1454 M 3. Tengku Panglima Raja tahun 1454 - 1519 M 4. Sultan Sipedas Padi tahun 1519 - 1572 M 5. Sultan Gementar Alam tahun 1572 - 1603 M 6. Yang Dipertuan Sakti Mahyudin, merupakan raja yang dijemput dari Pagaruyung memerintah tahun 1603 - 1645 M 7. Yang Dipertuan Sakti Lahit tahun 1645 - 1704 M 8. Tengku Sultan Rokan tahun 1704 - 1739 M 9. Yang Dipertuan Sakti Selo tahun 1739 - 1805 M 10. Datuk Empat Besar Dibalai untuk IV Koto, raja tidak ada tahun 1805 - 1817 M 11. Datuk Mahuddun Sati tahun 1817 - 1837 M 12. Yang Dipertuan Sakti Ahmad tahun 1837 - 1856 M 13. Yang Dipertuan Sakti Husin tahun 1856 - 1880 M 14. Tengku Sultan Zainal tahun 1880 - 1903 M 15. Yang Dipertuan Sakti Ibrahim tahun 1

KOTO UJUNGBATU TINGGI

Gambar
  KOTO UJUNGBATU TINGGI Koto Ujungbatu Tinggi terletak diantara Durian Sebatang dan Lubuk Bendahara sekarang. Koto Ujungbatu Tinggi adalah cikal bakal dari Kota Ujungbatu Sekarang. Dalam catatan sejarah Kerajaan Rokan disebutkan beberapa kali tentang nama Koto Ujungbatu Tinggi, bahkan ada beberapa keluarga dari Kerajaan Rokan yang bermukim di Koto Ujungbatu Tinggi dan sampai dimakamkan disana, diantaranya Sultan Halifata’ilah, Yang Dipertuan Besar Gudimat, Paduka Syah Alam Laka dan Yang Dipertuan Besar Ugama. Pada zaman Kerajaan Rokan sewaktu diperintah oleh Yang Dipertuan Sakti Selo sempat di buat parit besar sebagai benteng pertahanan di Koto Ujungbatu Tinggi ini, melalui adiknya Yang Dipertuan Besar Gudimat yang bermukim di sini. Sejarah adanya parit tersebut tersambung sampai pada generasi sekarang, dan saat ini menjadi tapal batas antara Desa Sukadamai Kecamatan Ujungbatu dan Desa Lubuk Bendahara Kecamatan Rokan IV Koto. Koto Ujungbatu Tinggi pada zaman kerajaan Rokan merupa

HARIMAU MENGAMUK DI KAMPUNG PENDALIAN

Gambar
HARIMAU “ MENGAMUK ” DI KAMPUNG PENDALIAN Secara Historis Kampung Pendalian di bentuk oleh Raja Rokan Sultan Sipedas Padi yang memerintah pada tahun   1519 – 1572 M. Dalam masa pemerintahan Kerajaan Rokan nama Kampung Pendalian cukup di segani. Salah satu kampung yang menjadi simbol IV Kotonya Kerajaan Rokan adalah Pendalian tersebut. Kemashuran Kampung Pendalian semakin tersohor dengan munculnya seorang tokoh yang benama Datuk mahuddun Sati yang berhasil menyatukan wilayah Kerajaan Rokan yang tercerai berai akibat perang padri. Lebih jelas tentang sejarah terbentuknya Kampung Pendalian baca Tulisan kami https://adatujungbatu.blogspot.com/2022/07/asal-muasal-nama-pendalian.html   Saat ini Pendalian sudah menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.   Pendalian telah menjadi ibukota Kecamatan Pendalian IV Koto di wilayah Kabupaten Rokan Hulu Propinsi Riau. Sejak di mekarkan dari Kecamatan Rokan IV Koto menjadi sebuah kecamatan, Pendalian mengalami pertumbuhan ekonomi ya

KEBERADAAN PERKAMPUNGAN SAKAI DI LUHAK ROKAN

Gambar
KEBERADAAN PERKAMPUNGAN ORANG SAKAI DI LUHAK ROKAN Pada Zaman Dahulu Orang Sakai adalah salah satu suku tradisional yang mengisi perkampungan di sepanjang Sungai Rokan yang terdapat di Propinsi Riau sekarang. Mereka merupakan komunitas manusia yang pertama menduduki wilayah di daerah Sungai Rokan khususnya di Luhak Rokan. Kata Luhak   juga disebut Luak di Minangkabau. Luhak Rokan yang dimaksudkan disini adalah wilayah teritorial yang terdiri dari beberapa negeri atau perkampungan yang terletak di pedalaman dalam kawasan kerajaan Rokan. Secara historis orang sakai adalah bagian dari profil masyarakat proto malayan yang bermigrasi pada abad 2500 SM ke nusantara. Tinggi tubuh laki-laki lebih kurang 155 cm dan yang perempuan 145 cm, warna kulit coklat kehitaman dan rambut sedikit keriting. Mereka memilliki pola hidup yang masih sangat bergantung kepada alam dan menganut tradisi kehidupan nomaden atau peladangan berpindah.     Sebelum Kerajaan Rokan dibentuk oleh Sultan Sipedas Padi p

UJUNGBATU BAGIAN DARI IV KOTO NYA KERAJAAN ROKAN

Gambar
UJUNGBATU BAGIAN DARI IV KOTO NYA KERAJAAN ROKAN Pada masa pemerintahan Raja Rokan ke – 4 yaitu Sultan Sipedas Padi yang memerintah dari tahun    1519---1572 M,   perkampungan Kerajaan Rokan dengan berbagai pertimbangan dimekarkan menjadi empat atau yang dikenal dengan istilah IV Koto yang terdiri dari Rokan, Pendalian, Sikebau dan Koto Kocik Lubuk Bendahara.   Sehingga pada masa itu terjadilah program migrasi penduduk dari kota kerajaan ke perkampungan baru yang telah dibuat. Eksistensi perkampungan Kerajaan Rokan di IV Koto ini bertahan sampai pada masa pemerintahan Raja Rokan yang ke -9 yaitu Yang Dipertuan Sakti Selo. Pada Tahun 1805 M terjadi puncak ekspansi dari Kaum Padri ke kerajaan Rokan yang menyebabkan hancurnya sistem pemerintahan dan tatanan sosial kehidupan masyarakat di Kerajaan Rokan. Yang Dipertuan Sakti Selo berserta beberapa keluarga dan kerabatnya terbunuh pada waktu itu. Koto Sibuayo di tinggalkan   penduduk mengungsi ke daerah sungai Kampar sehingga kembali

ASAL USUL SUKU SECARA ADAT DI UJUNGBATU

Gambar
  ASAL USUL SUKU SECARA ADAT DI UJUNGBATU Pengertian Suku berdasarkan cakupan objeknya bisa di klasifikasikan menjadi 3 macam. Jika objeknya bangsa di dunia maka suku memiliki pengertian tentang etnik ras suku bangsa yang membentuk struktur sosial bangsa tersebut yang memiliki perbedaan ciri bentuk tubuh dan bahasa. Misalnya bangsa tionghua yang bermata sipit, bangsa   melayu yang berkulit sawo matang , bangsa arab yang berbadan besar, bangsa india yang yang berkulit gelap dan bertubuh besar , bangsa negro yang berkulit hitam dan sebagainya.   Jika objeknya negara indonesia, maka makna suku diartikan sebagai etnik keanekaragaman suku yang membentuk struktur sosial masyarakat Indonesia, misalnya suku jawa, minang, melayu, batak, bugis, sunda, papua dan lain sebagainya yang memiliki perbedaan budaya dan bahasa. Dan Jika objeknya suatu kawasan teritorial ulayat adat, maka suku memiliki pengertian kelompok struktus sosial masyarakat yang saling keterkaitan secara garis keturunan berd

ASAL MUASAL NAMA SUNGAI KIJANG DAN DATUK KAMALARAMULO

Gambar
  ASAL MUASAL KAMPUNG SUNGAI KIJANG DAN DATUK KAMALARUMULO Pembukaan areal perkampungan kerajaan Rokan diwilayah Cipang Kiri dipelopori oleh Datuk Raja Mentawai atau Datuk Rum. Setelah mendapatkan persetujuan dari Raja Rokan untuk menetap dan membuka ladang akhirnya Datuk Raja Mentawai memutuskan untuk membuat rumah dan membuka ladang di daerah Simpang Sungai Mentawai. Keberadaannya di Simpang Sungai Mentawai memicu masyarakat yang lain ikut menetap dan membuka ladang dan akhirnya menjadi sebuah perkampungan. Selama menetap di kampung Simpang, Datuk Raja Mentawai menjadi penghubung masyarakat lain yang ingin membuka ulayat dan membuat perkampungan dengan Raja Rokan selaku penguasa di sekitar wilayah Cipang Kiri. Seperti di daerah Kampung Tongah, di Sungai Kijang, di Bukit Tedung Kumbang, di Lubuk Ulat dan yang lainnya. Sejarah asal mula kampung Sungai Kijang berawal dari kisah Datuk Zainal yang membuat Ladang bersama kerabatnya yang datang dari Koto Bonio Tinggi. Koto Bonio tinggi

SEJARAH RAJA ROKAN YANG MENETAP DI LUBUK BENDAHARA

Gambar
Gambar hanya pemanis   SEJARAH RAJA ROKAN YANG MENETAP DI LUBUK BENDAHARA Puncak kerusuhan Perang Padri di Kerajaan Rokan terjadi pada tahun 1805 M, hal ini menyebabkan terbunuhnya Raja Rokan Yang Dipertuan Sakti Selo beserta anak dan istrinya serta beberapa anggota keluarga lainnya yang tidak bisa menyelamatkan diri. Ketika itu Raja Rokan memiliki dua orang saudara perempuan yang hidup bersamanya di Ibukota kerajaan Rokan yaitu Siumah bergelar “ Yang Dipertuan Perempuan”   yang sudah menikah dan Suadi bergelar “Permaisuri”yang masih gadis. Sedangkan saudara laki lakinya Gudimat atau yang bergelar “Yang Dipertuan Besar” berada di Koto Ujungbatu Tinggi. Pada kerusuhan tersebut   adik bungsunya Suadi atau “Permaisuri” sempat melarikan diri beserta dua orang keponakannya yang benama Laka dan Ugama.   Laka dan Ugama ini merupakan anak dari Siumah atau Yang Dipertuan Perempuan. Dalam pelariannya Suadi atau Permaisuri berserta dua orang keponakannya ini akhirnya sampai ke IV koto dekat k