ASAL MUASAL NAMA STADION MUHAMMAD DJAMIN UJUNGBATU

 

Tampak depan stadion

ASAL MUASAL NAMA STADION MUHAMMAD DJAMIN UJUNGBATU

Stadion Muhammad Djamin adalah bangunan untuk sarana dan prasarana olahraga sepak bola yang terdapat di kota Ujungbatu Kecamatan Ujungbatu Kabupaten Rokan Hulu Propinsi Riau. Stadiun ini terletak di Jalan Manggis RT 002 RW 010 RK Harapan Kelurahan Ujungbatu. Didalam stadion Muhammad Djamin terdapat dua buah tribun terbuka yang bisa digunakan sebagai tempat duduk untuk menonton pertandingan yang diadakan. Dua buah tribun tersebut memiliki kapasitas mencapai 1000 orang penonton.

Stadiun Muhammad Djamin di bangun pada tahun 2006. Berdirinya stadiun ini dilatarbelakangi oleh daya tampung penonton Lapangan Ampera Ujungbatu yang tidak memadai jika diadakan sebuah turnament disana. Lapangan Ampera saat itu merupakan satu satunya lapangan sepakbola pilihan sebagai tempat turnamen sepakbola di Kota Ujungbatu.

Lapangan Ampera ini berada di pinggir jalan lintas serta berada di lingkungan pasar yang padat dengan bangunan ruko. Ramainya orang yang hilir mudik untuk bertransaksi dipasar menambah sesaknya suasana lapangan yang dipadati oleh penonton jika sedang diadakan sebuah turnamen. Suasana jalan raya dipinggir lapangan Ampera juga mengalami kemacetan  menambah ruwetnya suasana sekitar lapangan yang berpotensi terhadap terjadinya kecelakaan lalu lintas.

Sehingga dengan berbagai pertimbangan, terutama untuk mensiasati semua permasalahan diatas maka dipindahkanlah Lapangan Ampera tersebut ke Stadion Muhammad Djamin. Sementara lokasi Lapangan Ampera akhirnya dibuat sebagai lokasi pembangunan Lembaga Kerapatan Adat Ujungbatu.


Nama Muhammad Djamin yang disematkan menjadi nama Stadion Sepakbola Ujungbatu berbeda dengan Muhammad Yamin yang dikenal sebagai Pahlawan Nasional. Nama Muhammad Djamin yang disematkan menjadi nama stadion sepakbola Ujungbatu adalah seorang penghulu kampung di Ujungbatu sebelum zaman kemerdekaan atau ketika Ujungbatu masih merupakan wilayah kerajaan Rokan. Sejak zaman "Yang Dipertuan Sakti Ahmad" menjadi raja Rokan, maka di kampung Ujungbatu diangkat seorang Andiko dengan gelar Datuk Bendaharo menggantikan peran Andiko kampung Sikebau yang telah menjadi rimba.

Dikisahkan oleh H. A. Hakam Datuk Bendaharo bahwa Muhammad Djamin adalah Seorang Penghulu Kampung di Ujungbatu pada Zaman penjajahan Jepang.  Pada waktu itu belum ada Republik Indonesia dan Ujungbatu masih merupakan bagian dari wilayah Kerajaan Rokan IV Koto. Sebagai seorang penghulu kampung Ujungbatu, Muhammad Djamin adalah seorang Andiko kerajaan Rokan yang mewarisi gelar Datuk Bendaharo secara estafet dan turun temurun.

Pengaruh Penghulu Kampung ketika itu seperti diibaratkan menggantikan peran pemerintah pada masa sekarang. Semua permasalahan sosial kemasyarakatan akan tunduk dibawah pengaruh Penghulu Kampung. Titahnya dalam memerintah di Ujungbatu menggantikan atau mewakili Raja Rokan yang berkedudukan di ibukota kerajaan.

Besarnya pengaruh seorang Penghulu Kampung di Ujungbatu yang pada waktu itu dipegang oleh Muhammad Djamin Datuk Bendaharo, tentu saja tidak luput dari pandangan mata bangsa penjajah. Keinginan bangsa Jepang Untuk menguasai wilayah Ujungbatu mendapat perlawanan dari Muhammad Djamin Datuk Bendaharo selaku penghulu kampung.

Dengan dipelopori oleh Muhammad Djamin Datuk Bendaharo, masyarakat Ujungbatu sempat beberapa kali menggagalkan tentara Jepang masuk ke Ujungbatu yang pada waktu itu perkampungannya masih berpusat di Koto Ruang. Ketika mendengar akan masuk tentara Jepang , Muhammad Djamin dan kawan kawannya menghancurkan jembatan Sungai Teriak sehingga bisa menghambat pergerakan tentara Jepang untuk mencapai pusat perkampungan.


Pasukan tentara Jepang yang bersenjata lengkap dilawan dengan taktik gerilya. Diceritakan tentara Jepang sempat kewalahan menghadapi dan menangkap Muhammad Djamin dan pasukannya. Sampai akhirnya pada akhir tahun 1942, Muhammad Djamin Datuk Bendaharo berhasil ditangkap, kemudian dibawa bersama Raja Rokan terakhir yaitu Yang Dipertuan Sakti Ibrahim untuk diasingkan dan dibunuh di Taluk Kuantan.

Untuk mengenang sejarah perjuangan Muhammad Djamin Datuk Bendaharo dalam melawan bangsa Jepang di Ujungbatu,  maka namanya di abadikan menjadi nama Stadion Sepakbola yang ada di Ujungbatu. Itulah sekilas tentang latar belakang penyematan nama stadion sepakbola yang ada di kelurahan Ujungbatu.

Kisah perjuangan Muhammad Djamin Datuk Bendaharo ini hanya sekilas dari curai paparan orang tua tua dulu yang masih perlu disempurnakan. Untuk itu demi arsip catatan sejarah masih diperlukan penelusuran yang lebih jauh dan dengan metodologi ilmiah sehingga bisa menjadi referensi bagi generasi mendatang.




.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

POTONG EKOR IKAN JUARO MENGELUARKAN BAU KOTORAN MANUSIA

SIHIR ILMU TINGGAM IKAN PARI SUNGAI ROKAN

MENGENAL IKAN PERAIRAN KABUPATEN ROKAN HULU PART 1

Adat Meninggikan Kuburan

MANCING IKAN PATIN SUNGAI ROKAN UMPAN BAKWAN

MENGENAL IKAN PERAIRAN KABUPATEN ROKAN HULU PART 8