DUIT DI BAWAH BANTAL
DUIT DI BAWAH BANTAL
Duit dibawah bantal adalah suatu istilah yang lazim dilontarkan untuk menggambarkan sejumlah uang yang bisa disisihkan setelah dikeluarkan semua biaya rumah tangga seperti kebutuhan dapur, sekolah anak, listrik dan lain sebagainya serta termasuk cicilan untuk hutang. Duit dibawah bantal juga bisa digunakan untuk menyebutkan tabungan.
Istilah Dibawah bantal muncul karena sebelum ada Dunia Perbankan. Budaya masyarakat tempo dulu lazim menyimpan duitnya di bawah bantal tidurnya. Adanya ancaman kejahatan karena kebobolan dicuri maling membuat mereka merasa aman menyimpan tabungannya di bawah bantal tidurnya. Selain itu juga ada mitos yang mengisahkan bahwa dengan menyimpan duit di bawah bantal akan memancing datangnya Rezki.
Beberapa sugesti yang menjadi filosofi atau memicu penyimpanan duit dibawah bantal dewasa ini telah ditinggalkan oleh sebagian besar masyarakat semenjak munculnya dunia perbankan. Fenomena masyarakat menyimpan duit dibawah bantal memicu dunia perbankan menciptakan jasa penyimpanan melalui bermacam produk tabungan yang bisa menjawab kebutuhan mereka, seperti BRI menawarkan giro, deposito, dan tabungan biasa untuk menyimpan uang.
Seorang pedagang akan aman menyimpan duit di bank, namun tidak terkendala untuk bertransaksi setiap saat dengan adanya produk cek sebagai alat pembayar yang diberikan bank dengan membuka giro. Seorang yang uangnya diperkirakan tidak akan digunakan dalam waktu dekat bisa membuka tabungan berjangka dalam bentuk deposito dibank, selain itu ada tawaran keuntungan yang diberikan pihak bank jika menyimpan melalui deposito. Dan seseorang juga bisa memilih tabungan biasa jika hanya sekedar ingin menyimpan uang dibank dan sewaktu waktu bisa diambil kapan saja. Semua produk tabungan bank ini ada plus dan minusnya, tergantung dari kebutuhan seorang nasabah untuk memilihnya. Nasabah Bijak akan tau produk mana yang sesuai kebutuhannya.
Selain menciptakan produk tabungan, Duit dibawah bantal juga menjadi salah satu indikator pihak bank dalam mencairkan produk kreditnya kepada seseorang. Duit dibawah bantal diasumsikan sebagai kemampuan pembayar cicilan bulanan seseorang jika mengambil kredit pada bank tanpa mengganggu biaya kebutuhan bulanan keluarganya. Duit dibawah bantal dianggap duit tidak terpakai oleh seseorang atau sisa dari penghasilannya.
Seorang analis bank akan mematok jumlah maksimal 80% dari duit dibawah bantal yang bisa dijadikan angsuran bulanan seorang nasabah, sehingga masih menyisakan 20% lagi tabungan untuk antisipasi kebutuhan mendadak. Jika analisa duit dibawah bantal seorang calon kreditur tersebut tepat dan akurat, maka dalam kondisi normal bisa dipastikan tidak akan terjadi kemacetan pembayaran cicilan, kecuali ada peristiwa yang terjadi diluar dugaan.
Filosofi pengamanan duit dibawah bantal dikembangkan oleh suatu bank dalam menciptakan protokol keamanan yang tentu saja dengan tekhnologi yang lebih disempurnakan. Ada keamanan berlapis jika duit disimpan dibawah bantal. Mulai dari pintu rumah, pintu kamar, di impit bantal sampai dengan penjagaan pemiliknya yang selalu siaga. Semua tindakan pengamanan duit dibawah bantal adalah tindakan pencegahan terhadap kemungkinan tindak kejahatan karena dibobol maling.
Bank juga membuat kontrol berlapis dalam protokol keamanannya yang lebih dikenal dengan istilah dual kontrol. Pemegang sandi dan kunci brankas penyimpanan uang adalah orang yang berbeda, begitu juga dengan sistem komputerisasi yang memerlukan otorisasi oleh dua orang yang berbeda. Banyak lagi Langkah pengamanan dual kontrol yang dilakukan bank, ada dilakukan bersamaan dan ada pula yang tidak bersamaan yang sifatnya pengecekan yang dilakukan kemudian. Langkah pengamanan berlapis adalah antisipasi kebobolan dari tindak kejahatan yang mungkin terjadi pada bank dalam mengamankan uang nasabahnya.
Antisipasi terhadap kejahatan adalah pemicu awal penyimpanan duit di bawah bantal. Di era digital, duit tidak lagi menjadi alat mutlak sebagai alat tukar barang. Seseorang bisa aman dan nyaman melangkah tanpa perlu menyiapkan sejumlah duit sebagai bekal perjalanan. Lewat sebuah aplikasi pada smart phone seseorang bisa dengan mudah berbelanja. Dengan menggesek kartu debit atau kartu kredit, bisa menjadi alat tukar sejumlah barang di pusat perbelanjaan. Kecanggihan tekhnologi digital keuangan saat ini bukan tanpa ancaman kejahatan.
Pihak perbankan telah menciptakan protokol keamanan keuangan era digital dengan sangat ketat, namun tanpa kerjasama pihak nasabah semuanya menjadi sia sia. Tabungan mungkin bisa aman disimpan di bank, namun jika pemilik rekening tidak hati hati menyimpan perangkat yang terdaftar untuk transaksi digital, serta tidak hati hati menyimpan data dan sandi serta user yang terdaftar di bank, maka potensi terhadap kejahatan pembobolan rekening besar kemungkinannya akan terjadi.
Apalagi dewasa ini Kejahatan dunia keuangan digital atau penjahat cyber lebih berbahaya dari kejahatan kompensional.Penjahat cyber dalam setiap operasinya bahkan lebih susah untuk dilacak dalam setiap kejahatannya dibanding dengan pencuri biasa. Kedahsyatan penjahat cyber dalam mencuri uang secara digital, mampu mengosongkan rekening seseorang hanya dalam hitungan detik.
Duit dibawah bantal kembali menjadi sebuah filosofi untuk antisipasi tindak kejahatan. Tetap gunakan keamanan berlapis dalam mempergunakan teknologi keuangan digital. Selalu gunakan dual kontrol jika mendapat tawaran yang menggiurkan. Adanya rayuan bodong memenangkan undian merupakan salah satu modus dari penjahat cyber dalam setiap tindak kejahatannya, tanggapi dengan kepala dingin. Manfaatkan teknologi dalam memeriksa dan mengidentifikasi sebuah informasi yang menggiurkan tersebut untuk mengetahui kebenarannya.
Jangan mudah terbuai untuk memberikan data apalagi user dan password kepada orang yang tidak dikenal. Minta pendapat sahabat terdekat jika mendapatkan pemberitahuan tawaran yang menggiurkan, serta langsung lakukan ceking kepada lembaga yang berwenang. Jadilah seorang Penyuluh Digital yang ikut peduli terhadap sesama dengan mengkampanyekan modus operandi seorang penjahat cyber dalam menggondol uang nasabah sebagai bagian dari langkah pencegahan kejahatan pencurian uang digital.
Semoga dengan adanya tindakan pengamanan yang berlapis bisa meminimalkan tindak kejahatan.
Komentar