MITOS IKAN STUKAH PEMBAWA SIAL MANCING SUNGAI ROKAN
MITOS IKAN STUKAH PEMBAWA SIAL MANCING DI SUNGAI ROKAN
Kata
Mitos berasal dari bahasa yunani yaitu dari kata mythos yang berarti bagian
dari suatu kisah dengan latar belakang kejadian masa lampau yang mengandung
penafsiran tentang kejadian yang akan menimpa sesuatu di alam semesta dan
dianggap benar benar akan terjadi oleh yang punya cerita. Seperti dalam dunia
mancing di sungai Rokan, di kenal ada mitos yang mengatakan seorang pemancing
akan sial jika menangkap ikan stukah pada lemparan pertama pancingnya. Sial
yang dimaksudkan dalam mitos ini bahwa orang yang mancing setelah mendapatkan
ikan stukah , selanjutnya tidak akan bisa mendpatkan ikan lainnya setelah itu
walaupun dia tetap mancing sepanjang waktu di hari tersebut.
Pada
suatu ketika penulis mancing ikan sungai rokan, dan dalam lemparan pertama
mendapatkan ikan stukah. Penulis mencoba untuk tetap memancing setelah
mendapatkan ikan stukah, dan ternyata benar saja tidak berhasil menangkap ikan
satupun setelah itu. Begitupun cerita cerita yang di dapat dari kawan sesama
pemancing lainya ada juga yang penasaran dengan mitos ini, akhirnya juga
menceritakan kisah yang sama. Biasanya ketika sudah mendapatkan ikan stukah
ketika memancing, maka pemancing akan langsung merapikan joran untuk di packing
dan langsung pulang, karena dipercaya sia sia waktu yang dihabiskan jika
melanjutkan kegiatan memancing. Sampai saat ini akhirnya ikan stukah menjadi
momok yang menakutkan bagi para pemancing. Sudahlah ikannya kecil tidak biasa
di konsumsi, bentuknya seperti monster yang berwarna coklat cendrung kehitaman
memiliki patil yang berbahaya dan dipercaya membawa sial. Jika sudah kena mata
pancing, biasanya untuk melepaskannya dari kait mata pancing haruslah ekstra
hati hati, karena kuatir dengan patil nya yang berbisa jika kena tangan. Setelah
lepas, biasanya ikan ini di lepas lagi ke sungai, dan orang cendrung tidak mau
membawanya pulang karena tidak bisa untuk di konsumsi.
Ada
fenomena menarik yang terjadi di sungai, ketika setelah mendapatkan ikan
stukah. Biasanya air sungai tiba tiba menjadi bertambah dalam, dan banyak
sampah dari dedaunan yang lapuk, maupun ranting kayu yang ikut serta hanyut
terbawa arus. Warna air sungai pun berubah menjadi semakin keruh. Setiap
pancing yang dilempar, akan mendapatkan banyak sampah dedaunan yang terkait di
ujungnya. Kejadian ini berulang jika mendapatkan ikan stukah. Akhirnya ikan stukah menjadi indikator bertambahnya
atau meluapnya air sungai karena curah hujan yang tinggi didareah hulu bagi
para mancing mania.
Mitos
ikan stukah pembawa sial berubah menjadi sebuah alasan yang ilmiah. Meluapnya air
sungai membuat ikan stukah keluar dari sarangnya di dedaunan lapuk di dasar
sungai karena hanyut terbawa arus, dan akhirnya melihat umpan pancing dan
memakannya. Sementara disisi lain ikan yang menjad target akan terganggu dengan
kondisi ini dan cendrung mencari persembunyian dan tidak lagi mau memakan
umpan. Memang benar jika dapat ikan stukah, para pemancing sungai rokan memang
harus packing joran bersiap pulang tapi bukan karena sial, melainkan volume air
sungai akan naik sehingga terjadi perubahan mendadak pada kondisi dalam air
sungai yang dampaknya ikan target tidak akan mau makan dan cendrung mencari
tempat persembunyian, jadi wajar saja setelah volume air naik para pemancing
tidak bisa lagi mendapatkan ikan tangkapan.
Komentar