BATU TAWAJJUH

 


BATU DALAM KHATAM TAWAJJUH

Dalam tarikat Naqsyabandiyyah melazimkan zikir adalah kewajiban yang harus dilakukan jamaahnya. Zikir tersebut ada yang dilakukan secara sendiri sendiri dan adapula yang dilakukan secara jamaah.  Zikir yang berjamaah dilakukan secara periodik, sedangkan zikir sendiri dilakukan setiap hari dan sepanjang waktu.

Zikir sendiri sendiri dilakukan sesuai dengan kafiat dan tingkatan kaji yang telah diajarkan guru atau Mursyid. Sedangkan zikir berjamaah dilakukan dengan melafalkan Ismu zat didalam hati tanpa ada perbedaan tingkatan kaji. 

Zikir yang berjamaah ini dikenal dengan sebutan tawajjuh dan khatam tawajjuh. Perbedaan keduanya terletak pada kafiat bacaan dalam zikir serta ada alat bantu perhitungan jumlah zikir dengan menggunakan sejumlah batu dalam khatam tawajjuh .

Sebelum memulai kegiatan tawajjuh atau khatam tawajjuh maka jamaah harus memenuhi adab yang disyaratkan yaitu :

1. Suci dari hadas kecil dan hadas besar.

 
2. Duduk tawaruk kebalikan dari duduk tasyahud dalam salat. Dalam satu majlis zikir yang berbentuk lingkaran dengan pintu tertutup.

 
3. Menutup kepala dengan sorban untuk menjaga pandangan.


4. Syekh atau mursyid duduk didamping khalifah-khalifah. Yang tertua duduk disebelah kanan mursyid dan khalifah-khalifah lain disebelah kirinya.

 
5. Disediakan batu kerikil yang bersih sebanyak seratus buah berukuran kecil dan sepuluh buah berukuran besar untuk khatam tawajjuh. 

Sebelum kegiatan khatam tawajjuh dimulai, maka batu yang berjumlah seratus sepuluh buah tersebut akan dibagikan oleh petugas yang disebut Qosim. Petugas pembagi batu atau qosim haruslah seseorang yang lebih tinggi tingkat kaji zikirnya seperti Khalifah  atau minimal telah mencapai kaji zikir tahlil.

Berikut adalah perincian seratus buah batu  kecil kecil dan sepuluh buah batu yang lebih besar yang dibagikan oleh qosim kepada setiap jamaah tawajjuh:

1. Batu berukuran lebih besar yang berjumlah   sepuluh buah.

Enam buah diletakkan disebelah kanan Mursyid dan  empat buah batu di kirinya.

2. Batu berukuran lebih kecil yang berjumlah seratus buah.

Sebanyak dua puluh satu buah diletakkan di hadapan Mursyid dan sisanya dibagi kepada seluruh jamaah. Setelah sejumlah batu tersebut dibagikan maka kegiatan khatam tawajjuh sudah bisa dimulai.


Semua peserta menutupi kepalanya dengan sorban, menundukkan kepala, dan memejamkan mata. Berkhatam tawajjuh dimulai dengan ucapan Mursyid  ”Astaghfirullahal’azhim” sebanyak lima belas sampai dua puluh lima kali, dan diikuti oleh jamaah.
Kemudian akan dilanjutkan membaca zikir sesuai aba aba dari mursyid sebanyak  jumlah batu yang dibagikan. Jumlah bacaan tersebut tidak boleh dilebihkan atau dikurangi dari sejumlah batu yang ada ditangan jamaah.Khusus untuk aba aba dalam pembacaan surat Alfatihah, tidak semua jamaah yang membacanya, hanya orang yang mendapatkan batu Al-fatihah yang boleh ikut membaca bersama Mursyid.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

POTONG EKOR IKAN JUARO MENGELUARKAN BAU KOTORAN MANUSIA

SIHIR ILMU TINGGAM IKAN PARI SUNGAI ROKAN

DAUN BAKUNG BISA UNTUK OBAT DAN MASAKAN

ASAL MUASAL UJUNGBATU ROKAN

MANCING IKAN PATIN SUNGAI ROKAN UMPAN BAKWAN

Makanan Tradisional Rokan Tumis Pucuk Seminyak