TRADISI MENGGUNAKAN TENAGA MONYET PANEN BUAH KELAPA

 


TRADISI MENGGUNAKAN TENAGA MONYET PANEN BUAH KELAPA

Kelapa atau kembie dalam bahasa Melayu Rokan memiliki nama latin Cocos nucifera. Pohon kelapa secara turun temurun ditanam oleh masyarakat Melayu Rokan di sekitar pekarangan rumahnya. Semua bagian dari satu batang pohon kelapa bisa bisa diambil manfaatnya. Mulai dari daun untuk membuat ketupat, Lidinya untuk membuat sapu, batang nya untuk bangunan, akarnya untuk obat dan umbutnya pun bisa diolah jadi makanan. Kalau buahnya bisa menghasilkan santan untuk bumbu rempah, air buah kelapa untuk obat , tempurung untuk arang dan sabutnya untuk membuat sapu.

Sangat mudah panen buah kelapa jika pohonnya masih rendah, namun jika sudah tinggi apalagi mendekati "Sako", maka diperlukan keahlian khusus untuk panen buah kelapa ini. Kata SAKO , Adalah istilah untuk pohon kelapa yang sudah habis masa produktifnya. Jenis kelapa yang ditanam pada zaman dulu adalah jenis kelapa kampung yang batangnya tumbuh menjulang tinggi pada usia puncaknya. Tinggi pohon kelapa ini bisa mencapai 25 Meter ketika sudah berusia diatas 20 tahun.



Buah kelapa jika sudah masak akan berwarna kecoklatan, dan jika dibiarkan akan jatuh dengan sendirinya seiring dengan mengeringnya tangkai buah. Masalah timbul jika buah tersebut jatuh menimpa seseorang, dan ini akan sangat membahayakan. Seseorang bisa cedera parah bahkan ada yang dikabarkan meninggal dunia jika tertimpa buah kelapa tersebut. Untuk itu biasanya dilakukan panen secara periodik ketika telah nampak banyak buah kelapa tersebut yang masak dibatangnya.

Ada tiga cara yang lazim digunakan masyarakat Melayu Rokan sejak dulu dalam melakukan panen buah kelapa. Pertama dengan memanjat pohon kelapa tersebut, kedua dengan menggunakan galah panjang, dan yang ketiga dengan memanfaatkan tenaga monyet.

Memanen buah kelapa dengan cara dipanjat sangat beresiko terjadi kecelakaan jatuh dari pohon. Hanya bisa dilakukan oleh orang orang berkeahlian khusus dan tidak semua orang mampu melakukannya. Sedangkan dengan menggunakan galah panjang membutuhkan tenaga ekstra untuk bisa mengangkat galah tersebut berdiri tegak sehingga kait dari besi yang terdapat pada ujung galah bisa menjangkau buah kelapa. Pemilik pohon kelapa biasanya lebih memilih membayar jasa tukang panen untuk menurunkan buah kelapa dari pohon dari pada mengerjakannya sendiri. Salah satu jasa panen kelapa disediakan oleh pemilik monyet yang memiliki keahlian untuk menurunkan buah kelapa masak dari batangnya




Memanen kelapa dengan menggunakan tenaga monyet memiliki keunikan tersendiri. Jenis Monyet yang lazim digunakan adalah monyet pendek ekor atau beruk. Monyet ini dilatih sejak kecil oleh tuannya sehingga bisa diarahkan dan mengetahui cara memilih buah kelapa yang masak untuk dipanen dari sebatang pohon kelapa yang ditargetkan.

Monyet yang terlatih biasanya di beri kalung pada lehernya kemudian pada kalung tersebut di ikat tali nilon yang panjang. Panjang tali tersebut  bisa menjangkau buah kelapa, dan tuan dari monyet akan mengendalikan monyet tersebut dari ujung tali yang dipegangnya dibawah pohon kelapa tersebut. Setelah monyet menyelesaikan tugasnya tuannya akan memberi monyet hadiah berupa pisang atau buah lainnya.

Seseorang yang memiliki monyet terlatih bisa menjadikan kegiatan  panen buah kelapa ini sebagai mata pencahariannya. Jasa panen buah kelapa dihargai oleh pemilik dengan cara bagi hasil. Setiap 10 buah kelapa yang diturunkan dari pohon, maka tukang panen akan mendapatkan 3 buah kelapa dan untuk pemilik 7 buah kelapa. Kelapa yang didapat tukang panen selanjutnya dibawa kepasar untuk dijual.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

POTONG EKOR IKAN JUARO MENGELUARKAN BAU KOTORAN MANUSIA

SIHIR ILMU TINGGAM IKAN PARI SUNGAI ROKAN

MENGENAL IKAN PERAIRAN KABUPATEN ROKAN HULU PART 1

Adat Meninggikan Kuburan

MANCING IKAN PATIN SUNGAI ROKAN UMPAN BAKWAN

MENGENAL IKAN PERAIRAN KABUPATEN ROKAN HULU PART 8