ENAM ABAD USIA KOTA UJUNGBATU
ENAM ABAD USIA KOTA UJUNGBATU
Kota kota di Indonesia memiliki pola yang sama di awal pembentukannya. Sebagai negara yang di isi oleh masyarakat rumpun bangsa Melayu dengan ciri pola perladangan berpindah sejak tempo dulu, maka ketika membuka areal peladangan dilakukan secara berkelompok. Di Kabupaten Rokan Hulu, Kumpulan areal ladang yang terdiri dari beberapa kelompok keluarga tersebut di kenal dengan istilah Banja.
Dalam sebuah Banja bisa mencapai 15 - 60 buah tapak ladang. Rumah para pemilik ladang dibuat berdekatan dan berhadap-hadapan, sehingga ketika musim beladang tiba, suasana dalam Banja sudah mirip dengan sebuah kampung. Dalam setiap Banja kadang juga ditunjuk ketua, hulubalang, dan orang alim, sehingga memiliki struktur organisasi sosial mirip sebuah desa.
Banja-banja yang dibuat awalnya sebagai tapak peladangan musiman, akhirnya berubah menjadi tempat bermukim, dan lama kelamaan menjelma menjadi sebuah perkampungan seperti yang terjadi pada cikal bakal Kota Ujungbatu.
Awal terbentuknya Kota Ujungbatu adalah tempat orang berkumpul dalam membuka ladang di Koto Ujungbatu Tinggi yang terletak di hulu Durian Sebatang. Dari cerita yang beredar dimasyarakat areal ladang tersebut dahulunya adalah ide dari adik kandung Datuk Bendaharo Lubuk yang ingin membuka areal peladangan baru yang akhirnya berkembang menjadi sebuah kampung.
Pemicu ramainya Koto Ujungbatu Tinggi menjadi sebuah perkampungan adalah migrasi dari penduduk yang ada di Koto Bungo Tanjung Dekat hulu Lubuk Bendahara untuk bermukim di Koto Ujungbatu Tinggi. Ada dua versi cerita yang beredar penyebab Migrasi penduduk tersebut. Versi pertama adalah serangan somuk gata dan versi kedua adalah keretakan rumah tangga salah satu ahli bait Kerajaan Rokan IV Koto.
Menurut H. Abdul Hakam dan senada dengan yang disampaikan oleh Datuk Bendaharo Lubuk, dikatakan bahwa somuk gata menyerang Koto Bungo Tanjung, sehingga menyebabkan penduduknya pindah ke Koto Ujungbatu Tinggi. Secara logika tampaknya tidak memungkinkan jika somuk gata yang berukuran kecil bisa menjadi penyebab pindahnya orang satu kampung. Kemungkinan terbesar kata somuk gata adalah bahasa kias untuk menyampaikan kejadian yang sebenarnya.
Versi yang kedua terdapat dalam catatan yang dibuat oleh Raja Rokan ke-15 yaitu Yang Dipertuan Sakti Ibrahim yang menyebutkan migrasi penduduk Koto Bungo Tanjung di sebabkan oleh perselisihan rumah tangga antara Sultan Halifata'ilah dan istrinya Puti Intan Sudi. Sultan Halifata'ilah adalah turunan dari keluarga Kerajaan Pagaruyung sedangkan Puti Intan Sudi adalah adik kandung dari Raja Rokan yang ke-7 yaitu Yang Dipertuan Sakti Lahit. Dikisahkan bahwa Puti Intan Sudi tidak terima suaminya menikah lagi dan akhirnya bersama sebagian penduduk Koto Bungo Tanjung melarikan diri ke kerajaan Rambah. Sedangkan suaminya bersama sebagian penduduk lainnya bermigrasi ke Koto Ujungbatu Tinggi.
Setelah membaca catatan yang dibuat oleh Yang Dipertuan Sakti Ibrahim, maka kemungkinan cerita yang beredar dimasyarakat tentang wabah somuk gata yang menyerang Koto Bungo Tanjung adalah bahasa kias untuk menggambarkan kejadian perselisihan rumah tangga ahli bait keluarga Raja Rokan tersebut. Terlepas dari benar tidaknya anggapan penulis namun terdapat kesamaan yang menyatakan ramainya penduduk Koto Ujungbatu Tinggi adalah akibat migrasi penduduk Koto Bungo Tanjung.
Dengan demikian maka berubahnya tempat berladang menjadi kampung di Koto Ujungbatu Tinggi sejak ada migrasi penduduk Koto Bungo Tanjung dan momentum migrasi ini bisa kita tetapkan sebagai hari lahirnya Kota Ujungbatu. Dalam membuat penanggalan agak sulit karena kurangnya literasi, namun untuk memperkirakan kisaran tahun nya bisa disandingkan dengan sejarah silsilah Raja Rokan IV Koto.
Sultan Halifata'ilah adalah ipar dari Raja Rokan yang Ke-7. Raja Rokan tersebut bernama Yang Dipertuan Sakti Lahit yang memerintah dari tahun 1645 - 1704 M, maka disimpulkan bahwa Koto Ujungbatu Tinggi berdiri pada masa tersebut atau pada abad ke-17 Masehi. Karena Koto Ujungbatu Tinggi adalah cikal bakal dari Kota Ujungbatu sekarang maka sampai saat ini Kota Ujungbatu telah berumur 6 abad.
Komentar