LEMU MUDO
LEMU MUDO
Lemu Mudo adalah salah satu kekayaan budaya masyarakat Melayu Rokan tempo dulu. Lemu Mudo identik dengan sebuah ilmu ghaib yang digunakan untuk kedigdayaan ataupun untuk pertahanan dan pengasihan dalam memikat lawan jenis. Kadang Lemu Mudo juga bisa berupa ilmu teluh untuk mematikan lawan.
lazimnya Lemu Mudo adalah berupa mantra yang diwiridkan atau sebuah jimat yang dibuat menurut cara yang disyaratkan sehingga bisa manjur jika dipakai atau dilafazkan. Lemu Mudo berbeda dengan Lemu Tuo yang didapat dengan melatih gerak tubuh sehingga memiliki reflek dan keahlian khusus seperti ilmu silat dan ilmu ketangkasan lainnya.
Sebagai bangsa yang syarat dengan tradisi, masyarakat Melayu Rokan tempo dulu biasanya membekali dirinya ketika menjelang beranjak dewasa dengan pegangan bathin berupa lemu Mudo atau lemu Tuo sesuai minatnya. Adanya pegangan bathin tersebut biasanya menambah kepercayaan diri ketika berkecimpung ditengah masyarakat banyak apalagi diperantauan.
Jika ada seseorang yang enggan membekali diri dengan pegangan bathin tersebut, maka dalam pergaulan akan mendapat olokan dengan bahasa " Paja ko ci'ik miang isi pouknyo nyo". Yang artinya dimaksudkan bahwa orang yang disebutkan tidak memiliki apapun sebagai pegangan.
Untuk mendapatkan Lemu Mudo maka orang tersebut harus berguru. Seorang guru akan mensyaratkan untuk membawa sehelai kain putih, sebilah pisau belati dan tiga buah jeruk purut sebelum menerima atau mengajari seorang murid perkara Lemu Mudo yang akan diturunkan.
Biasanya untuk melihat bakat dari ketajaman bathin dari seorang murid yang akan diajar bisa dilihat seorang guru dari jeruk purut yang dibawa. Dengan melafalkan sebuah bacaan, seorang guru akan memotong jeruk purut tersebut menjadi tiga bagian. Berdasarkan hasil potongan jeruk tersebut maka seorang guru bisa menyimpulkan bakat dari seorang calon murid.
Selanjutnya barulah seorang guru secara bertahap akan mengajarkan lemu Mudo kepada muridnya. Lemu Mudo identik dengan lafaz mantra, salah satu contoh mantra yang dapatkan dari sumber terpercaya adalah Lemu Mudo Tumbuk Malaikat Maut.
Bunyi lafaznya sebagai berikut:
Bismillah kato aku
Alhamdulillah kato malaikat maut
Hajarkum lah sampai Kum
Terbujur lalu terbelintang patah
Aku tidur berkalang bantal engkau tidur berkalang tanah
Aku memakaikan doa tumbuk malaikat maut, makbul diguru tajam di aku
Hu Allah
Ketika penyebutan Kata hu Allah tersebut kepalan tangan dihantamkan menuju lawan.
Lafaz diatas hanya berupa contoh dari sebuah mantra yang diucapkan dalam mengaplikasikan lemu Mudo. Manjur tidak nya sebuah lemu Mudo tersebut tergantung berbagai kafiat yang disyaratkan, misalnya harus diwiridkan, diiringi dengan puasa dan lain sebagainya. Untuk itu tidak disarankan untuk coba coba tanpa mendapatkannya dari seorang guru.
Seiring dengan semakin majunya masyarakat dan masuknya peradaban agama Islam, maka penganut Lemu Mudo semakin berkurang. Walaupun demikian kisah adanya lemu Mudo merupakan salah satu kekayaan budaya masyarakat yang patut dicatat sebagai warisan yang mengisi peradaban masyarakat tempo dulu di bumi Melayu Rokan.
Komentar