Komitmen Untuk Negeri Seribu Suluk

 Saya teringat nasehat seorang doktor di suatu majelis kepada pasangan calon pemimpin yang akan maju dalam pemilihan kepala daerah. Beliau menyampaikan nasehat perihal rujukan dalam membuat skala prioritas ketika mengambil kebijakan pembangunan jika seandainya terpilih. Sungguh sebuah nasehat sederhana namun membekas mengingat sumber rujukan nasehat tersebut sudah umum disebut dalam sebuah doa baik ketika selesai sholat ataupun agenda keagamaan lainnya. 


Potongan doa yang diambil adalah ( "allahumma ini as aluka salamatan pi din, wa afiatan fi jasad, wa ziadatan fi Ilmi, wa barokatan fi Rizki, wa toubatan qoblal maut,.... Dst,),  dimana dalam potongan kalimat doa tersebut disebutkan sebuah permohonan kepada Allah, perihal keselamatan agama, kesehatan, ilmu, Rizki, tobat sebelum mati, Rahmat ketika mati, ampunan setelah mati, kemudahan dalam menjalani kematian, dijauhkan dari neraka dan kemaafan ketika hisab. 


Doa tersebut ketika di ambil hikmahnya bisa dijadikan salah satu rujukan visi seorang pemimpin dalam membuat kebijakan pembangunan karena merangkum kebutuhan manusia hidup didunia yang selaras dengan kehidupan akhirat. Dari doa tersebut Agama mendapatkan tempat perhatian yang pertama, disusul kesehatan, pendidikan, ekonomi masyarakat, dan tataran norma yang menghantarkan bahagia lahir bathin dunia dan akhirat. 


Visi Bahagia Lahir Bathin sungguh sangat selaras dengan doa tersebut yang menempatkan agama sebagai skala prioritas dalam pembangunan di Negeri Seribu Suluk. Jika seorang pemimpin mengatakan akan berjuang untuk kembali membuat negeri ini penuh dengan nuansa religius seperti masa kejayaannya,  maka harus diwujudkan melalui sebuah komitmen yang kuat bahwa akan membuat kebijakan anggaran dengan porsi khusus dibidang keagamaan, karena tanpa anggaran dana semua itu hanyalah sebuah wacana. Sebagai contoh ketika pemerintah berkomitmen memprioritaskan pendidikan dalam kebijakan, maka ada porsi khusus 20% APBN yang dianggarkan untuk bidang pendidikan yang direalisasikan dengan berbagai program seperti dana BOS, beasiswa, dan sebagainya. 


Begitu pula di negeri seribu suluk ini, jika agama mau diperjuangkan maka harus diwujudkan dengan membuat kebijakan anggaran khusus keagamaan sesuai dengan kemampuan APBD. Menurut data yang didapat dari Rokan Hulu Dalam Angka tahun 2024, maka APBD kabupaten Rokan Hulu tiga tahun terakhir lebih kurang berkisar 1,5 T sampai 1,7 T dimana 500 Milyar sampai 700 Milyar adalah biaya belanja pegawai yang terangkum dalam gaji, operasional dsb nya. Dengan demikian dana yang bisa digunakan untuk pembangunan sekitar 1 Trilyun setiap tahunnya. Komitmen seorang calon pemimpin benar benar memperjuangkan  bidang keagamaan dapat di nilai dan diukur jika berani mengganggarkan APBD untuk bidang keagamaan dalam kampanye programnya secara khusus.  Semakin tinggi prosentase anggaran yang diberikan mencerminkan semakin tinggi pula perhatian pengambil kebijakan terhadap bidang keagamaan. Sehingga dengan demikian adanya pos anggaran secara khusus dibidang keagamaan memberikan harapan nuansa religi kembali mewarnai kehidupan bermasyarakat di negeri seribu suluk ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

POTONG EKOR IKAN JUARO MENGELUARKAN BAU KOTORAN MANUSIA

SIHIR ILMU TINGGAM IKAN PARI SUNGAI ROKAN

DAUN BAKUNG BISA UNTUK OBAT DAN MASAKAN

ASAL MUASAL UJUNGBATU ROKAN

MANCING IKAN PATIN SUNGAI ROKAN UMPAN BAKWAN

Makanan Tradisional Rokan Tumis Pucuk Seminyak