Postingan

Menampilkan postingan dengan label sejarah dan asal muasal

ASAL MUASAL NAMA DESA PEMATANG TEBIH

Gambar
  ASAL MUASAL NAMA DESA PEMATANG TEBIH Desa Pematang Tebih merupakan salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Ujungbatu. Desa ini adalah pemekaran dari Desa Suka Damai Kecamatan Ujungbatu yang pada waktu itu masuk ke Kecamatan Tandun. Secara demografis Desa Pematang Tebih berbatasan dengan desa Sungai Kuning di sebelah utara, desa Lubuk Betung disebelah barat, desa Suka Damai di sebelah selatan dan desa Ngaso serta desa Sangkir di sebelah timur. Desa ini memiliki luas 1527 Ha yang terdiri dari 5 dusun yaitu dusun I Sukamaju, Dusun II damai2, Dusun III Bukit Raya, Dusun IV Suka Karya dan dusun V Suka Makmur. Nama Pematang Tebih,   secara historis tidak terlepas dari sejarah tentang “Danau Seseak Jalo” yang terdapat pada wilayah kerajaan Rokan ketika itu. Dimasa pemerintahan Raja Rokan Yang Dipertuan Sakti Lahit (1645 – 1704 M), kerajaan rokan memperluas kerajaannya sampai ke arah hilir sungai Rokan yaitu di Koto Kocik Lubuk Bendahara. Di kisahkan ketika itu wilayah Ujungbatu sekar

SEJARAH KEBERADAAN ORANG SIALANG DI LUHAK ROKAN

Gambar
Gambar Hanya Pemanis   KEBERADAAN ORANG SIALANG DI LUHAK ROKAN Berbicara tentang keberadaan Orang Sialang di Luhak Rokan maka tidak akan terlepas dari catatan sejarah tentang pengembangan wilayah kerajaan Rokan IV Koto ke arah Koto Kocik yaitu Lubuk Bendahara sekarang. Pada masa itu Kerajaan Rokan   dipimpin oleh Raja Rokan ke empat yaitu Sultan Sipedas Padi yang memerintah Dari tahun   1519 – 1572 M. Ibukota kerajaan di Koto Sembahyang Tinggi mengalami perkembangan populasi penduduk yang sangat pesat. Hal ini terjadi dengan adanya keberadaan Koto Sembahyang Tinggi sebagai pusat ibukota kerajaan dan sekaligus menjadi pusat kebudayaan agama Islam. Keinginan   masyarakat sekitar yang ingin mempelajari agama islam membuat   Koto Sembahyang Tinggi semakin ramai. Tentang sejarah masuknya agama Islam di kerajaan Rokan baca :  https://adatujungbatu.blogspot.com/2022/07/sejarah-masuknya-agama-islam-di-bumi.html Karena semakin padatnya jumlah penduduk, Sultan Sipedas Padi membentuk 3 tim ya

DATUK RUM DARI MENTAWAI

Gambar
Gambar hanya Ilustrasi DATUK RUM DARI MENTAWAI .        Jika berjalan mengairi Sungai Rokan ke arah hulunya, maka kita akan menemukan sebuah cabang sungai terbesar yang diberi nama Sungai Mentawai. Penyebutan nama Sungai Mentawai terjadi pada zaman pemerintahan “ Yang Dipertuan Sakti Lahit “ yang memerintah kerajaan Rokan pada tahun 1645 sampai 1704 M.   Pada zaman tersebut ada sekelompok keluarga yang dipimpin oleh orang yang bernama Mentawai meminta izin kepada raja Rokan untuk membuat kampung dan membuka ladang di sungai tersebut. Karena orang tersebut bernama Mentawai akhirnya sungai itupun diberi nama Sungai Mentawai dan Si Mentawai juga diberi gelar untuk memimpin kampung tersebut dengan gelar Datuk Raja Mentawai.         Datuk Raja Mentawai memilih tempat menetap di bagian sungai yang memiliki persimpangan aliran air yang sama besar, selanjutnya kampung tersebut dinamakan Kampung Simpang. Seiring dengan berjalannya waktu dan bertambah banyaknya penduduk,   Datuk Raja Mentawa

MENGENAL DATUK MAHUDDUN SATI DARI PENDALIAN

Gambar
Gambar Hanya Pemanis MENGENAL DATUK MAHUDDUN SATI DARI PENDALIAN Pada Tahun 1805 adalah akhir dari pemerintahan   Yang Dipertuan Sakti Selo dalam memimpin kerajaan Rokan. Pada masa itu kerajaan Rokan mendapat serangan dari Kaum Padri Sumatera Barat. Dalam masa peperangan   tersebut secara tragis Yang Dipertuan Sakti Selo terbunuh bersama anak dan istrinya. Saudari perempuannya Suadi yang bergelar Yang Dipertuan Perempuan sempat menyelamatkan diri dengan melarikan diri. Sejak kematiannya selama 20 tahun terjadi kekosongan penerus raja dikerajaan Rokan. Kampung koto Sibuayo ditinggalkan oleh penduduknya dan kembali menjadi rimba. Penduduk Rokan Tinggi selaku ibukota kerajaan di kuasai oleh kaum padri. Penduduk kampung pendalian sempat mengungsi, namun akhirnya kembali setelah keadaan kembali stabil. Penduduk Lubuk Bendahara juga tak luput dari serangan kaum padri dan hanya menyisakan Koto Ujungbatu Tinggi yang tidak terjamah karena di batasi oleh adanya parit aro sebagai benteng pert

SEJARAH BENTENG " PARIT ARO KOTO UJUNGBATU TINGGI "

Gambar
Gambar Hanya Pemanis   SEJARAH BENTENG PARIT ARO KOTO UJUNGBATU TINGGI Dimasa pemerintahan Raja Rokan “ Yang Dipertuan Sakti Lahit” yang memerintah kerajaan Rokan pada tahun 1645 – 1704 M, kota Ujungbatu menjadi wilayah paling hilir dari wilayah kekuasaannya.   Pada saat itu pusat pekampungan kota Ujungbatu masih terletak di Koto Ujungbatu Tinggi yang letaknya di mudik daerah Durian Sebatang sekarang. Wilayah Ujungbatu sekarang masih merupakan rawa rawa yang dinamai “Danau Seseak Jalo”. Ilustrasi Danau Seseak Jalo Ilustrasi orang menjala ikan Raja Rokan “ Yang Dipertuan Sakti Lahit” memiliki dua orang saudara perempuan yang cantik jelita yaitu Puti Intan Semato dan Puti Intan Sudi. Puti Intan Semato diberi gelar “ Permaisuri “ dan Puti Intan Sudi digelari “ Rajo Siti “.   Puti Intan Semato atau Permaisuri menikah dengan suaminya yang bergelar “Sultan Rokan” dan memiliki dua orang putra yang bernama Selo dan Gudimat serta dua orang Putri yang bernama Umah dan Suadi. Mereka semua ti

SEJARAH MASUKNYA AGAMA ISLAM DI BUMI MELAYU ROKAN

Gambar
PENYEBARAN AGAMA ISLAM DI BUMI MELAYU ROKAN         Sulit untuk mengidentifikasi kapan masuknya agama Islam di Bumi Melayu Rokan, karena minimnya catatan ataupun prasasti yang menunjukkan angka penanggalan masuknya agama Islam tersebut. Namun berdasarkan cerita dari mulut ke mulut Agama Islam dibawa ke Bumi Melayu Rokan oleh Sutan Harimau dan Sutan Janggut. Dari curai paparan dikabarkan mereka berdua datang dari Aceh, namun dari beberapa literasi kami menemukan mereka adalah putra dari Datuk Ketemenggungan dan Datuk Perpatih Nan Sebatang yang bermukim di Pariangan Padang Panjang Sumatera Barat.  Di kota Pariangan, agama islam telah mulai menyebar dan telah dianut oleh sebagian masyarakatnya.  Sebelum terbentuk kerajaan Pagaruyung, Datuk Ketemenggungan dan Datuk Perpatih Nan Sebatang adalah dua  orang bersaudara yang   memiliki pengaruh besar  di Minang Kabau. Namun sejak kedatangan Adityawarman dari kediri yang akhirnya menjadi menantu datuk Ketemenggungan dan membentuk kerajaan Paga

ASAL MUASAL NAMA PENDALIAN

Gambar
Foto Kantor Desa Pendalian ASAL MUASAL NAMA PENDALIAN         Secara historis dahulu Pendalian merupakan wilayah kerajaan Rokan IV koto. Nama desa Pendalian secara terum temurun dikisahkan berasal dari kata “Pandai” dan “Plian”. Pandai artinya dalam bahasa indonesia memiliki kemampuan, sedangkan Plian artinya Pilihan. Dikisahkan ketika itu di zaman kerajaan Rokan , jumlah penduduk ibukota kerajaan yang terletak di Koto sembahyang Tinggi telah padat, untuk itu raja merasa perlu untuk menambah areal ladang dan pemukiman penduduk yang baru sehingga nantinya akan memperluas wilayah kerajaan.   Singkat cerita,   diberikanlah mandat untuk mencari areal ladang dan pemukiman baru ini kepada tiga kelompok yang masing-masing dipimpin oleh orang yang alim dalam beragama. Kelompok pertama dipimpin oleh imam yang bergerak menuju hilir sungai rokan, kelompok kedua dipimpin oleh Khotib menuju hulu sungai rokan, dan kelompok ketiga dipimpin oleh bilal menuju hulu   sungai siasam sekarang.     

ASAL MUASAL NAMA LUBUK BENDAHARO

Gambar
Gambar hanya pemanis   ASAL MUASAL NAMA LUBUK BENDAHARO           Diceritakan dalam kisah secara turun temurun dari beberapa generasi nama Lubuk Bendaharo berasal dari kisah yang menimpa keluarga Datuk Bendaharo, Gadih Dumbai yang merupakan istrinya dan anaknya semata wayang yang baru belajar jalan. Datuk Bendaharo adalah penghulu kampung diwilayah kerajaan Rokan IV Koto.     Pada zaman itu wilayah kerajaan Rokan meliputi,   IV koto di bukik dan IV koto di bawuh. Di bukik artinya yang berada di dataran tinggi yaitu Rokan, Pendalian, sikebau dan Koto Kocik, sedangkan IV Koto dibawuh, adalah yang berada di dataran rendah yaitu, Pemandang, Tanjung Medan , Kubu Pauh dan Kampung Pakih.   Sebagai perwakilan pemerintahan kerajaan Rokan IV Koto, maka ditunjuklah dimasing masing kampung tersebut seorang penghulu yang diberi gelar Datuk Bendaharo.         Kisah asal nama Lubuk Bendaharo, berasal dari nama penghulu kampung yang berada di Koto Kocik. Koto kocik adalah wilayah kerajaan Rokan

Asal Suku Melayu Di Ujungbatu

Gambar
Bicara tentang ras rumpun melayu, berbeda dengan istilah kata suku melayu. Jika bicara tentang ras rumpun melayu maka identik dengan asal usul suku bangsa yang mendiami nusantara yang sebagian besar terdiri dari ras rumpun bangsa melayu, baik yang datang pada zaman purba sebelum mengenal logam ataupun setelah mengenal logam.  Merujuk dari berbagai referensi kata melayu berasal dari bahasa Sanskerta yaitu kata melaya dari kata Malayadvipa merujuk kepada sebuah propinsi di pulau yang kaya emas dan perak. Disana berdiri bukit yang disebut dengan Malaya yang artinya sebuah gunung besar ( Mahamalaya ). Sehingga bangsa melayu disebut juga sebagai orang gunung yang menjadi cikal bakal adanya bangsa melayu di nusantara.  Migrasi ras rumpun melayu ke indonesia khususnya sumatera terjadi dalam periode 2 gelombang besar, yaitu pada tahun 2500 SM dan pada 500 SM. Migrasi besar besaran ini sebagai akibat adanya ekpansi dari kerajaan champa (yaitu sebuah bangsa parsi lama atau iran tua). Migrasi

Raja Bantu Kerajaan Rokan Di Ujungbatu

Gambar
Kota Ujungbatu yang memiliki ulayat yang berada di antara bukit suligi, pada lintam sangkir rambah samo, lubuk jambu, sampai bukit langgak sempat di perintah oleh raja bantu dari kerajaan rokan, yang pada waktu itu berpusat di Koto Ujungbatu Tinggi. Koto Ujungbatu Tinggi ini terletak di antara Lubuk bendahara dengan Durian Sebatang sekarang. Ada 2 orang raja yang sempat di perbantukan untuk memimpin di Ujungbatu yaitu; Sultan Halifata'ilah pada masa pemerintahan Raja Rokan Yang Dipertuan Sakti Lahit (1645-1704 M ) dan Yang Dipertuan Besar Gudimat pada masa pemerintahan raja Rokan Yang Dipertuan Sakti Selo  (1739 - 1805 M). 1. Sultan Halifata'illah Sultan Halifata'ilah adalah seorang keturunan dari Raja Keraajaan Pagaruyung, yang menikahi Hajo Siti yang bergelar Putri Intan Sudi yang tak lain adalah adik perempuan dari Raja Rokan Yang Dipertuan Sakti Lahit.  Setelah menikahi adiknya Sultan Halafata'ilah ini di minta oleh Yang Dipertuan Sakti Lahit ( Raja Rokan